LionQueen Properties. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS


referat kecil
DERMATITIS NUMULARIS
Subhiyawati Burhan
DEFENISI
Dermatitis numularis juga dikenal dengan istilah ekzem numular atau ekzem discoid. Istilah ini diperkenalkan oleh Devergie pada tahun 1857. Dermatitis numularis merupakan suatu dermatitis atau peradangan kulit (epidermis dan dermis) berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak lonjong berbatas tegas dengan effloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing)1

EPIDEMIOLOGI
Dermatitis numularis lebih sering  terjadi pada dewasa dimana laki-laki lebih sering terkena dibanding perempuan. Puncak insiden penyakit ini terjadi pada umur 50-65 tahun. Dermatitis numularis jarang terjadi pada anak-anak dan puncak terjadinya onset pada umur 5 tahun.2
ETIOLOGI
Pada kebanyakan kasus dermatitis numularis tidak diketahui. Beberapa penulis menemukan insiden tinggi pada pasien dengan riwayat atopi namun penulis yang lain tidak dan tingkat IgE dalam batas normal.3
Banyak penulis yang menekankan peran infeksi terhadap terjadinya penyakit ini. Seperti bentuk dermatitis yang lain, kolonisasi berat lesi oleh Staphylococci diduga meningkatkan tingkat keparahan, namun belum ada bukti klinis yang mendukung. Meskipun demikian, alergi atau sensitif terhadap Staphylococci atau Micrococci bertanggung jawab terhadap penyebaran sekunder.3
Trauma fisik lokal atau trauma kimia pada beberapa kasus turut berperan. Dermatitis numularis kadang mulai berkembang pada daerah luka atau pada jaringan parut.3
Alergi spesifik jarang terjadi namun dapat menjadi lebih parah jika tidak dilakukan tes patch.3
Kulit kering yang disebabkan oleh lingkungan dengan kelembaban rendah kadang dihubungkan dengan dermatitis numularis terutama pada orang tua.3
Telah dilaporkan hubungan konsumsi alkohol. Dermatitis numularis jarang dilaporkan akibat dari hipersensitif terhadap krim, merkuri, dan pasien yang mengonsumsi metildopa atau emas.3
Stress emosional berperan pada beberapa kasus namun bukan merupakan penyebab primer. 3
PATOGENESIS
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi. Barrier pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal. Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf, meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada non lesi pada penderita dermatitis numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis dari pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi.4

DIAGNOSIS
Gambaran klinis

Pederita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesisel (0,3-1 cm) kemudian berkonfluensi atau meluas ke samping membentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam(coin), eritematosa, sedikit edematosa dan berbatas jelas. Lambat laun vesikel pecah dan mengalami eksudasi dan mengering menjadi krusta kekuningan. Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5 cm, jarang menjadi 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.1

Jumlah lesi dapat hanya satu atau dapat pula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran bervariasi, mulai dari miliar hingga numular bahkan plakat. Tempat predileksi di tungkai bawah, badan, lengan termasuk punggung tangan.1

Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus menerus kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada daerah yang mengalami trauma (fenomena Kobner).1

 
Gambar  1. Lesi gatal, bulat berbentuk koin, plak dengan eritema, bersisik dan krusta pada lengan.
(dikutip dari kepustakaan 5)

Gambar 2. Lesi terbuka dengan plak inflamasi yang merupakan konfluensi dari lesi papulovesikel dengan cairan serosa dengan krusta berwarna kuning
( Dikutip dari kepustakaan 5)


Laboratorium
Patch test mungkin berguna pada kasus kronis dimana pada tes ini dapat menentukan penyebabnya dari dermatitis kontak. Pada pemeriksaan juga ditemukan IgE serum dalam batas normal.2

Histopatologi

Pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, serbukan sel radang limfosit dan makrofag disekitar pembulu darh. Lesi kronis ditemukan akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis, mungkin juga spongiosis ringan. Dermis bagian atas fibrosis sebukan limfosit dan makrofag disekitar pembula darah. Limfosit di epidermis mayoritas terdiri dari sel T-CD8+, sedangkan yang di dermis sel T-CD4+. Sebagian besar sel mast di dermis tipe MSTC berisi triptase.1

 
Gambar 3. Histopatologi dermatitis numular yang menunjukkan parakeratosis yang mengandung plasma dan netrofil serta hiperplasia epidermal psoriasiform dengan spongiosis disertai juga dengan infiltrasi perivaskuler dermis superfisial oleh limfosit, makrofag dan eosinofil.
(Dikutip dari kepustakaan 2)


DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Dermatitis atopi
Umumnya pada pasien dengan lesi pada tangan. Patch test dan prick test dapat membantu jika terdapat riwayat dermatitis atopik.


Gambar 4. Bentuk dermatitis atopi persisten pada lengan dan dada
(Dikutip dari kepustakaan 4)


Dermatitis kontak
Morfologi klinis primer antara dermatitis kontak dan dermatitis numular sering sulit untuk dibedakan. Pada dermatitis kontak biasanya lokal, dan ditemukan riwayat kontak sebelumnya. Untuk membedakan dapat dilakukan pemeriksaan patch test atau prick test.4
Gambar 5. Bentuk lesi dari dermatitis kontak alergi yang lesinya muncul akibat penggunaan plester dan reaksi sinar
(Dikutip dari kepustakaan 4)



Neurodermatitis
Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak yang likenifikasi dengan distribusi tertentu.
Gambar 6. Bentuk lesi dari neurodermatitis pada daerah tengkuk leher, pergelangan tangan dan punggung kaki.
(Dikutip dari kepustakaan 4)



PENATALAKSANAAN

1.    Mengurangi terkena bahan iritan6.
Bila faktor penyebabnya oleh karena kulit kering maka pengobatan kulit kering adalah: menambah air pada kulit dan kemudian oleskan bahan hidrophobik
·         Rendam air pada daerah yang terkena/ mandi/ bungkus handuk basah untuk 5-10 menit
·         Pakai sabun pH netral (pH balanced)
·         Oleskan segera pelembab yang bersifat hidrophobik berlemak atau air dalam lemak atau bersifat humektan (AHA, asam laktat 10% atau urea 10-20%)6
2.    Kortikosteroid topikal salep potensi menengah hingga tinggi paling efektif.6
3.    Topikal kalsineuron inhibitor, takrolimus, pimekrolimus atau preparat tar (salep LCD 10%)6
4.     Antihistamin oral bila sangat gatal1 yang bersifat sedativa dan anti ansietas : hydroxizine 2-4x/ hari atau cetirizine atau Levocetirizine 1-2 x/hari
5.    Topikal Doxepin 5% krem dapat berguna, oleskan 2 x/ hari
6.     Antibiotik oral bila ada infeksi sekunder
7.     Bila mengenai daerah luas
·           Pemberian obat Kortikosteroid oral
·           Phototherapi dengan UVB baik yang luas atau pendek.6















DAFTAR PUSTAKA

1.
Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. In Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Kelamin. Jakarta: FKUI; 2008. p. 129-153.
2.
Burgin S. Numular Eczema and Lichen Simplex Chronicus/Prurigo Nodularis. In Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Palller AS, Leffell DJ, editors. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. New York: Mc Graw Hill; 2008. p. 158-160.
3.
Herden CA, J.Berth-Jones. Eczema, Lichenification,Prurigo and Erythroderma. In Burn T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's Textbook of Dermatology. 8th ed. Massachusett: Blackwell Publishing; 2004. p. 17.18-17.19.
4.
Soamole IW, Solo F, Sari Dewi DK. Dermatitis Numular. [Online].; 2007 [cited 2012 July 9]. Available from: http://dc341.4shared.com/doc/ZeIgF9Kq/preview.html.
5.
Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick's Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 7th ed. United States: Mc Graw Hill; 2009.
6.
Sudoyo S. Pengobatan Dermatits Numularis dan Neurodermatitis Sirkumskripta. Surabaya: FK Unair, SMF Kulit dan Kelamin; 2008.

 

x
x


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1...2...3... smile

Labels

Labels

Labels